KEUTAMAAN “MELAPARKAN DIRI” PADA SEPULUH HARI PERTAMA ZULHIJJAH

 

???? … “Tiada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah. Satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa (sunnat). Satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar.” (HR At-Tirmidzi)

 

  • ┈┈•••❁

 

Berpuasa di jalan Allah Ta’ala termasuk amal yang dicintai Allah Ta’ala, disenangi Rasulullah, dan dijaga pelaksanaannya oleh para sahabat, salafush shalih, dan orang-orang beriman sepanjang zaman.

 

Dan, berpuasa ini menjadi lebih spesial manakala dilakukan pada saat-saat istimewa. Salah satunya adalah pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah (terkhusus pada tanggal 1-9).

 

Bagaimana tidak, setiap amal yang dilakukan di dalamnya (termasuk berpuasa), lebih Allah cintai daripada amal ibadah lain pada bulan selainnya. Bahkan, lebih Allah cintai daripada berjihad fi sabilillah (HR At-Tirmidzi, No. 757)

 

  • ┈┈•••❁

 

Di sini ada sejumlah pilihan. Kita dapat mengambil “paket hemat”, yaitu mencukupkan diri dengan berpuasa tanggal 9 Zulhijjah saja (shaum Arafah). Siapa melakukannya, dia berpeluang untuk mendapatkan penghapusan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang (HR Ahmad).

 

Kalau ingin mendapatkan keutamaan yang lebih, kita dapat menambahkan shaum Arafah dengan bilangan puasa pada hari-hari lainnya, yaitu pada rentang waktu 1-8 Zulhijjah.

 

Dan, apabila ingin lebih afdhal, kita dapat mengambil “paket komplet”, yaitu berpuasa secara penuh dari tanggal 1-9 Zulhijjah.

 

Hal ini sesuai dengan keumuman dalil bahwa, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Zulhijjah) ini.”

 

Ada pula dalil yang secara spesifik menunjukkan kebolehan berpuasa tanggal 1 sampai 9 Zulhijjah.

 

Diriwayatkan dari salah seorang istri Nabi ﷺ. “Bahwa Nabi ﷺ tidak pernah meninggalkan shaum sembilan hari pertama bulan Zulhijjah.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

 

  • ┈┈•••❁

 

Lalu, keutamaan apa saja yang bisa kita dapatkan dari prosesi berpuasa pada hari-hari nan utama ini?

 

01 … Sebagai Wujud Syukur kepada Allah Azza wa Jalla

 

Berpuasa pada awal bulan Zulhijjah termasuk salah satu wujud rasa syukur seorang hamba kepada Rabbnya. Dengan berpuasa, seseorang mensyukuri nikmat iman, nikmat hidayah, nikmat ilmu, nikmat sehat, dan tentunya nikmat kesempatan.

 

Al-Habib Umar bin Hafidz mengatakan bahwa, “Puasa adalah salah satu pintu syukur, sehingga orang yang berpuasa sejatinya dia juga bersyukur kepada Allah karena dia mengetahui kadar Zat Pemberi nikmat جل جلاله.”

 

02 … Jalan untuk Meraih Aneka Keutamaan

 

Berpuasa pada awal bulan Zulhijjah adalah jalan untuk mendapatkan beragam karunia dan kebaikan. Siapa melakukannya dia akan mendapatkan pahala sabar dan syukur serta aneka kebaikan lainnya.

 

Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali menuliskan:

 

“Orang yang berpuasa berada dalam ibadah malam dan siangnya. Doanya dikabulkan pada saat sedang puasa dan ketika berbuka. Maka, ketika siangnya dia termasuk orang yang sabar dengan puasanya. Adapun pada malam harinya, dia bersyukur dengan makannya.” (Lathaif Al-Ma’arif)

 

03 … Penggugur Dosa dan Pengatrol Pahala

 

Berpuasa pada awal bulan Zulhijjah adalah “jalan pintas” untuk membersihkan tumpukan dosa dalam diri, khususnya dari jenis dosa-dosa kecil.

 

Rasulullah ﷺ ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah, beliau menjawab, “Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR Muslim, No. 1162)

 

Dalam hadits lain disebutkan, “Tiada hari-hari dunia yang lebih dicintai Allah untuk beribadah para hamba-Nya melebihi sepuluh hari pada bulan Zulhijjah. Berpuasa pada hari-hari itu sama nilainya dengan berpuasa setahun …” (HR Al-Baihaqi)

 

04 … Termasuk Amalan yang Disukai Nabi ﷺ dan Sahabat

 

Berpuasa pada sepuluh hari Zulhijjah, menurut sejumlah keterangan, termasuk amalan yang dijaga pelaksanaannya oleh Rasulullah ﷺ. Dari Hafshah ra. bahwa dia berkata:

 

“Empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah ﷺ, yaitu puasa Asyura’ (10 Al-Muharram), puasa pada sepuluh hari Zulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan shalat dua rakaat sebelum fajar (qabliyah Subuh).” (HR Ahmad dan An-Nasa’i)

 

Dalam Fadhailul Quqat disebutkan pula perkataan sejumlah istri Nabi ﷺ bahwa:

 

“Rasulullah selalu berpuasa pada sembilan Zulhijjah, hari Asyura, tiga hari dari setiap bulan, setiap hari Senin minggu pertama, dan pada hari Kamis.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i)

 

Maka, ada sejumlah sahabat yang membiasakan diri untuk berpuasa dari tanggal 1-9 Zulhijjah. Satu di antaranya adalah Abdullah bin Umar ra.

 

???? … Disarikan dari Latha’iful Ma’arif (Imam Ibnu Rajab), Fadha’ilul Quqat (Imam Al-Baihaqi), dan Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq, dan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *