KETIKA PEPOHONAN, BEBATUAN DAN TANAH IKUT MENGUMANDANGKAN KALIMAT TALBIYAH!

 

Setelah mengenakan kain ihram, baik untuk ibadah haji maupun umrah, tiada sebaik-baik perkataan yang layak untuk kita ucapkan selain talbiyah, kalimat pengagungan dan pujian kepada Allah Ta’ala.

 

Labbaikallāhumma labbaik. Labbaika lā syarika laka labbaik. Innal hamda wan-ni’mata laka wal mulk lā syarīka lak.

 

“Hamba penuhi panggilan-Mu ya Allah. Hamba penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Hamba penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puja dan puji, nikmat dan kerajaan hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu!”

 

ASAL MULA KALIMAT TALBIYAH

 

Setelah Nabi Ibrahim as. selesai meninggikan bangunan Ka’bah, Allah Ta’ala memerintahkan beliau untuk menyeru manusia agar melaksanakan ibadah haji.

 

Ketika itu, Ibrahim Al-Khalil berkata, “Wahai Rabbku, suaraku tidak sampai (tidak cukup keras untuk menyeru mereka).”

 

Allah Ta’ala pun berfirman, “Berserulah! (Adapun) menyampaikan (suaramu) itu bagianku.”

 

Nabi Ibrahim as. kemudian naik ke Jabal Abi Qubais (riwayat lain menyebut Bukit Shafa) dan berseru:

“Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk berhaji ke Baitullah ini agar Dia memberi pahala surga pada kalian dan menyelamatkan kalian dari siksa neraka. Maka berhajilah kalian!”

Ketika Ibrahim as. menyeru manusia untuk berhaji, semua bukit dan gunung merendahkan dirinya. Suara beliau pun mencapai seluruh permukaan bumi sehingga semua makhluk bisa mendengarnya.

Seruan itu didengar pula oleh semua orang yang telah dicatat Allah Ta’ala bahwa dia akan menunaikan ibadah haji sampai hari Kiamat. Termasuk di dalamnya mereka yang masih berada di dalam sulbi lelaki dan rahim perempuan.

Adapun jawaban mereka adalah, “Labbaika allāhumma labbaik. (Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah. Kami penuhi seruan-Mu, ya Allah).”

Dan, setiap orang yang menjawab pada hari itu akan berhaji sesuai kadar jawabannya.

Jika menjawab sekali, mereka akan berhaji sekali. Jika menjawab dua kali, mereka akan berhaji dua kali. Atas dasar ini pula berlaku yang namanya talbiyah (Tafsir Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi)

 

 

TALBIYAH, KALIMAT PUJIAN YANG DIUCAPKAN PARA NABI

Maka, talbiyah menjadi hiasan lisan orang-orang beriman sepanjang zaman. Inilah kalimat yang diucapkan dengan sepenuh cinta, pengharapan, rasa takut, sekaligus kerinduan kepada Allah, Zat Yang Maha Rahmān.

Para nabi sebelum diutusnya Rasulullah ﷺ telah mendahului kita untuk mengumandangkan kalimat nan suci ini dalam ibadah haji yang mereka jalani.

Simaklah apa yang disabdakan Rasulullah ﷺ saat beliau melintasi Wadi Azraq.

“Aku melihat Musa dalam posisi tengah meletakan dua jari di kedua belah telinganya. Dia mengeraskan suara dengan mengumandangkan talbiyah sambil melewati lembah ini.”

Saat melintasi celah bukit Harsya, Rasulullah ﷺ bersabda pula, “Aku melihat Yunus di atas unta berwarna merah dengan tali kekang dari serat. Dia mengenakan jubah dari wol dan melintasi lembah ini sambil bertalbiyah.” (HR Muslim)

Hal yang sama beliau ucapkan saat melintasi Lembah Usfan. “Hud dan Shaleh pernah melewati tempat ini … Mereka bertalbiyah untuk melaksanakan haji di Baitullah.” (HR Ahmad)

Syariat ini dilanjutkan oleh Rasulullah ﷺ beserta umatnya. Tidaklah beliau berhaji atau umrah, kecuali kalimat talbiyah senantiasa membasahi lisannya yang suci. Dan, ini adalah perintah langsung dari Allah Ta’ala melalui Jibril as.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Jibril datang kepadaku, lalu memerintahkan agar aku menyuruh para sahabatku untuk mengeraskan suara mereka dengan bacaan talbiyah.” (HR At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

 

 SEMESTA PUN IKUT BERTALBIYAH

Dan, tahukah kita, ketika seorang hamba bertalbiyah, pada saat yang bersamaan alam di sekitarnya ikut pula melakukan hal yang sama. Dia, bersama bebatuan, pepohonan, tanah yang ada di sekitarnya ikut memuliakan nama Allah Ta’ala.

Maka, saat itulah dia menari bersama alam semesta mengikuti alunan irama pujian untuk Allah Azza wa Jalla. Hadits dari Sahal bin Sa’ad menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap Muslim yang bertalbiyah turut bertalbiyah pula bersamanya bebatuan, pepohonan, atau tanah keras yang ada di kanan kirinya, sehingga bumi pun bergetar di sana sini.” (HR At-Tirmidzi)

 

???? … Disarikan dari Atlas Haji dan Umrah (Sami bin Abdullah Al-Maghlouth), Tafsir Ibnu Katsir, dan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *