• 4 October 2024
  • Irma TASQ
  • 0

… Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Wahai anak Adam, apalagi yang kau banggakan dari agamamu jika shalatmu saja sudah kau sepelekan? Padahal, tentang shalat itulah pertanyaan pertama akan diajukan kepadamu pada hari Kiamat. Nabi ﷺ bersabda, ‘Amal yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat dari seorang hamba adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, telah sukses dan beruntunglah dia. Namun, jika kurang, telah gagal dan merugilah dia’.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

•┈•••
Ada data-data menarik yang dilaporkan oleh Moslem Report 2019 dan diterbitkan oleh Avara Research terkait pelaksanaan shalat kaum Muslim di Indonesia. Seperti apa datanya? Yuk kita simak!

Muslim Indonesia yang …

01. Sudah biasa shalat lima waktu berjamaah hanya 2.0%

02. Sudah biasa shalat lima waktu dan sering berjamaah baru 7.7%

03. Sudah biasa shalat lima waktu dan terkadang berjamaah 29.2%

04. Sudah sering shalat lima waktu berjumlah 33.8%

05. Kadang-kadang shalat lima waktu berjumlah 26.8%

06. Tidak pernah shalat lima waktu mencapai 0.4%

Jika Disimpulkan …

01. Muslim Indonesia yang istiqamah shalat lima waktu (sendirian ataupun berjamaah) baru mencapai 38.9% atau 4 dari 10 orang saja.

02. Adapun sisanya, yang shalat lima waktunya sering atau kadang-kadang, menyentuh angka 60.6% atau 6 dari 10 orang.

Kalau Dilihat dari Segi Usia (Pembagian Generasi) …

01. Semakin dewasa, semakin tertib dan istiqamah shalat lima waktunya.

02. Semakin muda (generasi Z dan Young Millenial), semakin bolong-bolong shalatnya, bahkan tidak shalat.

Ini Artinya …

Tugas dakwah kita, yang termasuk golongan 2 atau 7.7 % sungguh sangat berat. Apa sajakah itu?

01. Mengajak yang 29.2% agar shalatnya mulai sering berjamaah

02. Mengajak yang 33.8% agar bisa istiqamah shalat lima waktu (tidak bolong-bolong)

03. Mengajak yang 26.8% agar lebih banyak shalatnya daripada bolongnya

04. Mendakwahi yang 0.4% agar mau menunaikan shalat lima waktu.

Dari Mana Memulainya?

•┈ 01

Awali dari diri sendiri. Berusahalah agar bisa berada di kelompok 2% dan istiqamah di dalamnya. Mulailah untuk meningkatkan ilmu, pemahaman dan kualitas shalatnya.

Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan derajat ahli shalat yang berhak mendapatkan sembilan keutamaan, sebagaimana disebutkan oleh Utsman bin ‘Affan ra.

“Apabila engkau selalu menunaikan shalat yang lima waktu tepat pada waktu utamanya, niscaya Allah akan memuliakanmu dengan sembilan kemuliaan. (Apa sajakah itu?)

1. Allah Ta’ala akan mencintaimu,

2. menyehatkan badanmu,

3. melunakan (melembutkan) hatimu,

4. malaikat akan selalu menjagamu,

5. rumahmu akan diberkahi,

6. wajahmu menampakkan jati diri orang saleh,

7. engkau akan menyeberangi shirat bagai kilat,

8. selamat dari api neraka, dan

9. Allah Ta’ala akan menempatkanmu di surga bersama orang-orang yang tidak lagi memiliki rasa takut dan tidak pula bersedih hati.” (Nashaihul ‘Ibad)

•┈ 02

Pastikan tidak ada anggota keluarga kita yang tidak shalat atau shalatnya bolong-bolong. Karena, sekali saja tidak shalat dengan sengaja, dosanya teramat besar.

Dalam Ash-Shalah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan:

1. “Kaum Muslim bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar paling besar.

2. Yang mana, dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras.

3. Siapa meninggalkannya, dia akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.”

Maka, mendakwahi keluarga terdekat agar tidak meninggalkan shalat adalah sebuah keniscayan. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya … ” (QS Thāhā, 20:132)

•┈ 03

Jangan lupakan untuk mengajak saudara, tetangga, dan teman agar bisa meningkatkan level shalatnya dengan cara terbaik (yang kita mampu) dan sesuai pemahaman mereka.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik …” (QS An-Nahl, 16:125)

📝 … Disarikan dari “Kita Bicara Data tentang Umat Islam Indonesia” (Azzam Izzulhaq), Nashaihul ‘Ibad (Syeikh Nawawi Al-Bantani) dan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *